Uraian Ajaran Kejawen Kidung Artati Sunan Kalijaga

sunan kalijaga
Uraian Ajaran Kejawen Kidung Artati Sunan Kalijaga - Kidung Artati merupakan kidung yang mengandung makna-makna tersembunyi dan selama ini belum pernah dijabarkan walaupun teks aslinya banyak beredar di mana-mana. Kalaupun pernah dijabarkan, setahu saya hanya terdapat pada kitab Atassadhur Adammakna saja dengan penjabaran yang terkesan sambil lalu dan kurang tepat. Kidung Artati sebenarnya berhubungan erat dengan wejangan Ngelmu Kesempurnaan Hidup. Penjabarannya seperti di bawah ini:

Ana kidung atêmbang Artati/ Sapa wruha rêke araningwang/ Duk ingsun ana ing ngare/ Miwah duk aneng gunung/ Ki Artati lan Wisamarti/ Ngalih aran ping tiga/ Artadaya tengsun/ Aran ingsun duk jajaka/ Mangkya aran Ismangil Jatimalêngis/ Aneng têngahing jagad.

Ada kidung bertembang Artati/ Siapa yang tahu namaku kemudian/ Ketika aku di tanah lapang/ Dan ketika di gunung/ Ki Artati dan Wisamarti/ Berganti nama untuk ketiga kali/ Artadaya adalah aku/ Namaku ketika masih perjaka/ Ismail Jatimalêngis demikianlah namaku/ Berada di pusat jagat.

Artati diambil dari bahasa Kawi, Arthāti, yang merupakan gabungan dari dua kata: Artha dan Ati. Artha bermakna kekayaan dan Ati adalah kata penegas yang bermakna sangat unggul atau luar biasa. Dengan demikian Artati bermakna kekayaan yang sangat unggul. Siapakah sebenarnya Artati ini? Tak lain adalah Dzat Yang Mahasuci Sejati. Ketika Dzat Yang Mahasuci Sejati masih berada di sebuah tempat yang lapang dan tidak bisa digambarkan keberadaannya, sebuah alam yang tidak bisa disebut alam, yaitu Ngalam Adam Makdum Ajali Abadi, maka Dia disebut Ki Artati dalam kidung ini. 

Ki Artati lantas memiliki manifestasi yang bisa menyesatkan, bagaikan bisa binatang buas, disebut Ki Wisamarti. Wisa berarti bisa binatang; marti adalah perubahan kata dari warti, yang bermakna warta. Jika kata warti berubah menjadi marti, ia bermakna memberikan warta. Dengan demikian, Wisamarti berarti bisa yang memberikan kabar berita. Bisa apakah itu? Tak lain adalah Kijab atau Warana dari Dzat. Kijab atau Warana atau Selubung Dzat memang menyesatkan, bagaikan racun yang mematikan. Namun Kijab atau Warana sebenarnya juga memberikan warta, menunjukkan berita bahwa di balik keberadaannya tersembunyi mutiara yang tak terkira indahnya. Mutiara itu adalah Dzat Yang Mahasuci. Ki Wisamarti dikisahkan mengada ketika berada di gunung. Gunung adalah lambang semesta, lawan dari Ngare atau Tanah Lapang.

Selain itu, ada lagi nama ketiga dari Ki Artati. Kali ini bukan manifestasi-Nya. Kali ini adalah bagian dari-Nya, kekuatan-Nya, tenaga-Nya, sesuatu yang tidak terpisah dari Dzat-Nya. Nama ketiga ini adalah Ki Artadaya berasal dari kosa kata Jawa Kuno, Arthadaya. Artha bermakna kekayaan, daya bermakna kekuatan. Dengan demikian, Artadaya berarti kekuatan kekayaan. Kekuatan dari Artati. Siapakah yang dilambangkan oleh Ki Artadaya ini? Tak lain adalah Cahaya Terpuji alias Nur Mukamad. 

Pun demikian, ada percikan Ki Artati yang berada di tengah jagat. Dia disebut Ismangil Jatimalêngis. Ismangil adalah nama putra Nabi Ibrahim dari Dewi Siti Kajar, jati bermakna yang sesungguh-sungguhnya, malêngis bermakna yang berkilat-kilat. Ismangil Jatimalêngis berarti seorang putra utama yang sejati dan berkilat-kilat. Siapakah dia? Tak lain adalah Ruh manusia. 

Dari bait pertama Kidung Artati, kita bisa meringkasnya sebagai berikut:

1. Ki Artati: Dzat Yang Mahasuci.
2. Ki Artadaya: Nur Mukamad, Cahaya Terpuji yang tak terpisahkan dari Dzat dan merupakan kekuatan Dzat untuk menjadikan segala-galanya.
3. Ki Wisamarti: Kijab, Warana, Selubung, yang merupakan manifestasi Dzat Yang Mahasuci.
4. Ismangil Jatimalêngis: Ruh Manusia, percikan Dzat Yang Mahasuci yang diturunkan di tengah jagat dan diberi Selubung, Kijab, Warana.

Klik disini untuk melihat artikel menarik lainnya.

0 Response to "Uraian Ajaran Kejawen Kidung Artati Sunan Kalijaga"

Post a Comment